Rasanya tak ada penduduk Jakarta dan sekitarnya yang tidak pernah mendengar tentang Pulau Tidung, atau mungkin Anda sudah beberapa kali berkunjung kesana kala liburan. Meskipun demikian tahukah Anda tentang sejarah pulau yang indah itu? Selain menjelajahi destinasi wisata tersebut, tentu tak ada salahnya meningkatkan wawasan kita tentang sejarah pulau wisata Tidung. Berikut ulasannya.
Mengenal sekilas tentang Pulau Tidung
Pulau ini luasnya hanya sekitar 35 hektar dan dihuni oleh sekitar 2000 KK atau 4000 jiwa. Pulau wisata Tidung terdiri dari dua bagian, yaitu Tidung Besar dan Tidung Kecil yang dihubungkan dengan jembatan sepanjang 700 meter yang dinamakan Jembatan Cinta. Jembatan tersebut juga menjadi icon wisata yang paling populer di Pulau Tidung.
Masyarakat pulau wisata ini terdiri dari dua suku berdasarkan keturunannya, yaitu suku Tidung Kalimantan yang dulu menjelajahi pulau ini di bawah kepemimpinan Raja Pandita, serta Tidung Banten dengan pendahulu mereka yaitu Panglima Hitam atau Ki Turuf, seorang petinggi kerajaan Syarif Hidayatullah Cirebon
Mungkin inilah sebabnya dialek masyarakat asli pulau ini terdengar unik karena campuran dari dua macam budaya. Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, Raja Pandita akhirnya menikahkan anaknya dengan putra Ki Turuf sehingga keduanya menjadi besan.
Sejarah Pulau Tidung
Nama Tidung sendiri konon memang diberikan oleh Raja Pandita, yang diambil dari nama suku Tidung. Sang Raja mungkin berniat membawa kenangan kampung halamannya, Kalimantan. Beliau sendiri dikenal sebagai bangsawan yang hebat, kharismatik, dan sangat menentang kolonialisme Belanda. Penjajah pun kewalahan sehingga Raja Pandita diasingkan ke Kepulauan Seribu ini.
Selain cerita sejarah tersebut, ada pula yang mengatakan bahwa pada saat itu Ki Turuf telah tinggal di pulau tersebut, saat Raja Pandita tiba. Entah versi yang mana yang benar dari kisah tersebut, yang jelas di pulau ini ada dua makam di bagian Tidung Kecil yang konon merupakan peristirahatan terakhir kedua tokoh besar tersebut.
Mitos-mitos populer di Pulau Tidung
Bukan hanya sejarah pulau wisata Tidung yang menarik, obyek wisata tersebut juga menyimpan mitos yang cukup unik. Mitos tersebut terkait dengan Jembatan Cinta yang menghubungkan antara kawasan Tidung Besar atau pulau utama dan Tidung Kecil. Konon pasangan kekasih yang belum menikah dan datang berdua ke jembatan ini nanti akan berjodoh. Sementara mereka yang merupakan pasangan suami istri dipercaya kehidupan cintanya akan semakin langgeng.
Tentu saja tak perlu meyakini 100% mitos demikian ini karena ada banyak faktor yang bisa membawa hubungan pasangan kekasih ke pelaminan serta membuat pasangan suami istri semakin langgeng. Salah satunya mungkin rasa saling percaya dan niat baik untuk tetap terus bersama. Terlepas dari mitos Jembatan Cinta tersebut, faktanya lokasi wisata ini memang paling difavoritkan pengunjung. Untuk menguji nyali tak jarang mereka terjun dari jembatan setinggi 7 meter ini ke laut.
Pada musim liburan atau akhir pekan, Anda bahkan harus berdesak-desakan untuk melintasi jembatan ini hingga tiba di Pulau Tidung kecil. Antrian juga kerap macet karena banyak orang yang ingin mengabadikan pengalaman liburan di pulau ini dengan latar Jembatan Cinta. Tapi tak apa karena perjalanan Anda dijamin seru karena Anda sekaligus dapat menyaksikan pemandangan lautan lepas yang berwarna hijau kebiruan. baca paket pulau sepa
Tiba di Tidung Kecil Anda bisa menyaksikan rimbunan hutan bakau yang berfungsi untuk menjaga kelestarian alam laut. Hutan mangrove pulau wisata Tidung ini juga kerap menjadi lokasi kampanye pelestarian alam dengan penanaman bibit bakau bersama-sama.